About Me

Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
Aku kuliahnya di UKSW Fakultas Teknologi dan Informatika, ngambil Progdi TI. Pengen tau lebih tentang saya... Kontak aja di Chris_tian91@ymail.com.. okok ;)
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Kota Manado. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Kota Manado. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Desember 2010

Perbelanjaan

Saat ini ada begitu banyak Supermarket/swalayan di Manado sedangkan Mall baru satu yaitu megamall untuk pasar tradisional juga ada di beberapa tempat, berikut ini daftar dari pasar swalayan dan juga pasat tradisional
Coco Supermarket Dept. Store
Jl. Sam Ratulangi no. 458
Telp. 0431-827227

Fiesta Pasar Swalayan
Jl. Sam Ratulangi no. 329-331
Telp. 862363
Gelael Supermarket
Jl. Jendral Sudirman 73
Telp. 0431-863236
Multi Mart Swalayan
Jl. Sam Ratulangi 1
Telp. 0431-877212
Matahari Supermarket Dept Store
Jl. Wolter Monginsidi
Telp. 0431-931317
Megamall
Jl. Kapt. Pierre Tendean
Telp. 0431-879889
Fresh Mart Swalayan Dept Store
Kompleks Bahu Mall
Telp. 0431-841877 

         
  
Fresh Mart

Coco Swalayan Dept Store
 
    
 ITC Marina    
President Shopping CentreMulti Mart Swalayan
Megamall   
 

Pariwisata

Pariwisata di kota Manado sangat menjanjikan karena banyaknya objek wisata yang bisa dituju, baik yang ada di dalam wilayah kota Manado maupun berada disekitar kota Manado. Dalam halaman ini mari kita lihat objek-objek wisata yang ada.
    
 
PULAU BUNAKEN
Pulau Bunaken berjarak 15 km dari kota Manado, untuk menuju ke sana diharuskan memakai kapal boat ataupun perahu dan juga perahu tradisional. Bunaken sangat terkenal di Indonesia bahkan dibeberapa negara luar. Di Bunaken terdapat banyak dive spot yang sudah terkenal. Taman Laut Bunaken merupakan tempat favorit bagi para divers. Keindahan taman laut Bunaken sangat menarik untuk dikunjungi!
 
    
 
PULAU SILADEN
Pulau Siladen berada dibelakang pulau Bunaken dan kesana memakan waktu 45 menit sedangkat dari Tongkaina atau Hotel Santika cuma memakan waktu 10 menit. Siladen juga merupakan pulau yang sangat indah dan sama seperti Bunaken memiliki beberpa dive spot yang menarik untuk dikunjungi para divers.
    
  
 
BUKIT KASIH
Bukit Kasih berada di desa Kanonang kecamatan Kawangkoan. Berjarak sekitar 55km dari kota Manado. Bukit Kasih ini adalah lambang dari kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Utara. Terdapat 5 tempat atau monumen dari masing-masing agama.
 
   
 
TANGKOKO
Berada sekitar 60 Km dari kota Manado, berada disekitar daerah Gunung Dua Saudara. di tempat ini terdapat Tarsius yang adalah monyet terkecil di dunia dan banyak wisatawan yang ingin melihat tarsius ini! selain itu juga pantainya memiliki pemandangan yang indah dan hutanya adalah hutan cagar alam.

Culture

Ada beberapa tarian yang ada dikota Manado, berikut tarian-tarian tersebut
Katrili Dance
Tarian yang berasal dari bangsa Spanyol
  
   
Maengket Dance
Tarian Tradisional Masyarakat Minahasa yang adalah mayoritas penduduk Kota Manado
 
  
   
 
   
Musik Bambu
Musik bambu adalah musik tradisional suku Minahasa.

About Manado

 
Banyak tempat di kota Manado dan sekitarnya yang menjadi tempat yang cocok dan pantas dikunjungi oleh para turis domestik maupu mancanegara. Seperti Bunaken, Siladen, Bukit Kasih, air terjun kali, tempat arung jeram timbukar dan lokasi pendakian gunung di Lokon, Soputan, Klabat dan Awu serta didalam kota seperti Mega Mall, kawasan Megamas, kawasan bahumall dan masih banyak tempat lainnya lagi.
Berikut ini kami tampilkan daftar alamat-alamat divers yang ada
  
 
NUSANTARA DIVING CENTER (NDC)
Molas Beach PO . BOX 1015
Tel: 0431 -863988, 863992, Fax : 0431-860368, 854668
E-mail : info@ndc-manado.comWeb : http://www.ndc-manado.com
MANADO UNDERWATER EXPLORATION (MUREX)
Jl. Raya Trans Sulawesi , Kalasey 1 Manado 95361
Tel : (+62431) 826091, 868513
Fax : (+62431) 826092-852116
E-mail : info@murexdive.Com .
Website : www.muraxdive.com .
www.manado-liveboards.com .
TWO FISH DIVERS
Bunaken Island , Tel : 0811 43 2805
E-mail : info@TwoFishDivers.com .
Web : www.TwoFishDivers.com .
ECO DIVERS
Tasik Ria Resort, Tel : (0431) 824445
E-mail : info@tasikria.com .
Web : www.eco-divers.com .
FROGGIES DIVERS
Bunaken Island
E-mail : manado@divefroggies.Com .
Tel : +62812 430 1356/1464
BASTIANOS
Bunaken Marine Park
Tel : (0431) 853566
Fax : (0431) 858454
website. www.bastianos.com
LIVING COLOURS
Bunaken Island
Tel : 0812 430 6063
ADVENTURINDO TOURS AND TRAVEL
Alamat    : Jl. Raya Tomohon 452, Kakaskasen Dua - Tomohon
                North Sulawesi - Indonesia
Telp/Fax  : 0431 3157154 Flexi: +62 852 40652515
E-mail     : info@adventurindo.comjenars@telkom.net
Web site : http://www.adventurindo.com
 
THALASSA DIVING CENTER
Tongkaina, Molas, PO . Box 1644 Manado , 95000
Tel : (0431)850230
Fax : (0431) 858666-850231
E-mail : info@thalassa.net 
www : www.thalassa.net
BLUE BANTER TOURS AND DIVE CENTER
Jl. Piere Tendean, Manado 95111
Tel : (0431) 863302-851126
Fax : (0431) 862135-841190
CHACHA DIVE RESORT
MOLAS, Dusun II, Manado
Tel : (0431) 869441-869441
SULAWESI DIVE QUEST
Bunaken Island , Liang Beach
PO . BOX 1030 , Manado 95000
Tel : 62-8124417676, 62-8124408116
Website : www.sulawesi-dive-quest.com
INDO PACIFIC DIVE CENTER (Rhema scuba)
Jl. Trans Sulawesi , Tasik Ria, Manado
Tel : (0431)826407-826551
Fax : (0431) 826406
BARRACUDA
Molas Beach
Tel : (0431) 855557
Fax : (0431) 864848
LUMBALUMBA DIVING
Mokupa Village
Tel : (0431) 826151
Fax : (0431) 826151
website.www.lumbalumbadiving.com
SCUBANA DIVERS
Bunaken Marine Park
Tel: 08124401566
email. info@scubanadivers.net
website. www.scubanadivers.net

About Manado

 Populasi Kota Manado
372.887 Jiwa
Pria:187.810 Jiwa
Wanita: 185.077 Jiwa

Menurut Agama
Protestan: 226.406
Islam: 117.126
Katolik: 22.387
Budha: 2.505
Hindu: 527
Lainnya: 3.936

Menurut Etnis
Manado dan Minahasa: 153.474
Sangir: 73.575
Gorontalo: 64.302
Jawa: 18.292
Bolmong: 6.551
Talaud: 1.791
Lainnya: 54.423

* Data Tahun 2000 Sumber Data BPS Sulut
  
 Iklim Kota Manado:
Tropis
Bulan September - Februari
Musim Dingin - Hujan
Bulan Maret - Agustus
Musim Panas
 
 
 
 
  
 

Manado Dalam Peta Dunia

Pengenalan tanah Manado dan Minahasa oleh bangsa-bangsa Barat diawali dengan kedatangan musafir Spanyol pada 1532. Bermula sejak bandar Malaka didatangi kapal-kapal Portugis pimpinan D'Abulquergue pada 1511 membuka jalur laut menuju gugusan kepulauan Maluku. Jalur ini kemudian baru dimapankan pada 1521. Sebelumnya kapal-kapal Spanyol pimpinan Ferdinand Magelhaens merintis pelayaran dalam usaha tujuan serupa yang dilakukan Portugis. Bedanya jalur ini dilakukan dari ujung benua Amerika-Selatan melintasi samudera Pasifik dan mendarat di kepulauan Sangir Talaud di laut Sulawesi .
Sebelum menguasai kepulauan Filipina pada 1543, Spanyol menjadikan pulau Manado Tua sebagai tempat persinggahan untuk memperoleh air tawar. Dari pulau tersebut kapal-kapal Spanyol memasuki daratan Sulawesi-Utara melalui sungai Tondano.
Hubungan musafir Spanyol dengan penduduk pedalaman terjalin melalui barter ekonomi bermula di Uwuran (sekarang kota Amurang) ditepi sungai Rano I Apo. Perdagangan barter berupa beras, damar, madu dan hasil hutan lainnya dengan ikan dan garam.

Gudang Kofi

Manado dan Minahasa menjadi penting bagi Spanyol, karena kesuburan tanahnya dan digunakan Spanyol untuk penanaman kofi yang berasal dari Amerika-Selatan untuk dipasarkan ke daratan Cina. Untuk itu di-bangun Manado sebagai menjadi pusat niaga bagi pedagang Cina yang memasarkan kofi kedaratan Cina. Nama Manado dicantumkan dalam peta dunia oleh ahli peta dunia, Nicolas_Desliens‚ pada 1541. Manado juga menjadi daya tarik masyarakat Cina oleh kofi sebagai komoditi ekspor masyarakat pedalaman Manado dan Minahasa. Para pedagang Cina merintis pengembangan gudang kofi (kini seputar Pasar 45) yang kemudian menjadi daerah pecinan dan pemukiman. Para pendatang dari daratan Cina berbaur dan berasimilasi dengan masyarakat pedalaman hingga terbentuk masyarakat pluralistik di Manado dan Minahasa bersama turunan Spanyol, Portugis dan Belanda.
Kemunculan nama Manado di Sulawesi Utara dengan berbagai kegiatan niaga yang dilakukan Spanyol menjadi daya tarik Portugis sejak memapankan posisinya di Ternate . Untuk itu Portugis melakukan pendekatan mengirim misi Katholik ke tanah Manado dan Minahasa pada 1563 dan mengembangkan agama dan pendidikan Katholik.

Lomba Adu Pengaruh di Laut Sulawesi

Sebenarnya kedatangan Portugis ke Manado dan Minahasa adalah kehendak kesultanan Ternate yang waktu itu berada dibawah kepemimpinan Sultan Hairun yang mengklaim bahwa Sulawesi-Utara sebagai fazal ekonomi kesultanan yang diganggu Spanyol. Sultan Hairun juga menggunakan kekuatan Portugis untuk "menjinakkan" masyarakat "Alifuru" yang tidak ingin tunduk kepada kepemimpinan kesultanan Ternate.
Kedatangan para musafir Portugis diterima dengan tangan terbuka oleh penduduk setempat, tetapi tidak disenangi Spanyol, karena menjadi saingan. Dilain pihak penduduk setempat tidak menyenangi Spanyol karena sering membuat onar, apalagi merusak sentra-sentra budaya masyarakat pedalaman. Persaingan Spanyol dengan Portugis memuncak hingga Manado dan Minahasa menjadi ajang konflik. Pertikaian berakhir dan Spanyol memperoleh konsesi di Sulawesi Utara ketika Spanyol dan Port ugis menjadi kesatuan dibawah kepemimpinan raja Spanyol pada 1580.

Penetrasi Budaya dan Agama

Manado dan Minahasa yang semula merupakan tempat persinggahan, oleh Spanyol menjadi pangkalan penting guna menguasai Filipina dan dipusatkan di Manado dan Amurang. Juga dijadikan sebagai pusat logistik bahan-bahan pangan guna menunjang personal mereka di kepulauan Cebu (Filipina) dan Maluku. Hal ini terjadi setelah gudang produksi beras daerah Kali ditepi Danau Tonsawang milik masyarakat "Alifuru" dikuasai Spanyol. Sedangkan gudang beras di Tondano diperolehnya dengan jalan damai. Sebab para walak yang memimpin Tondano dikenal sangat ketat dan memberi perlawanan sengit terhadap penetrasi luar yang merugikan wilayahnya.
Spanyol tidak ingin mengambil risiko untuk berkonfrontasi dengan Tondano agar tidak membahayakan eksistensinya di Laut Sulawesi guna merebut Filipina dibawah kekuasaannya. Untuk itu Spanyol melakukan pendekatan atas dasar persamaan hak dengan para pemuka masyarakat penghuni sekitar tepi danau Tondano.
Persaingan Adi-Kuasa Eropa dikawasan Laut Sulawesi hingga perairan Laut Maluku Utara untuk menguasai kepulauan Maluku penghasil rempah-rempah mulai berkembang sejak awal abad ke-17. Persaingan itu telah mengganggu ketenteraman masyarakat Sulawesi-Utara dari lomba pengaruh yang bermula antara Spanyol dengan Portugis. Posisi Manado dan Minahasa menonjol sebagai kantong ekonomi terutama sebagai produsen beras oleh berbagai kerajaan diseputar Laut Sulawesi dan Laut Ternate.
Pedalaman Manado dan Minahasa yang kaya sebagai lumbung beras yang dimiliki masyarakat "Alifuru" diseputar danau Tondano tidak tersentuh oleh penetrasi luar.
Spanyol dan Portugis secara bertahap memperluas pengaruh budaya Hispanik dan menyebarkan agama Katolik di pedalaman tanah Manado dan Minahasa hingga memungkinkan baginya menguasai pedalaman Sulawesi-Utara.
Penetrasi diplomasi agama dan budaya hingga Spanyol berhasil membentuk dan menguasai jaringan niaga bagi penyaluran hasil produksi komoditi pedalaman Manado dan Minahasa. Akibatnya tata-niaga penduduk setempat mengalami rasa ketergantungan dari Spanyol. Pendekatan diplomasi budaya dan agama yang berlanjut dengan menguasai tata-niaga perdagangan berkembang menjadi kolonialisme hingga Spanyol tidak disenangi penduduk setempat karena menimbulkan berbagai akibat buruk oleh dominasi ekonomi dan kehidupan sosial dan selama hampir satu abad.

Pertentangan Eropa Selatan-  Eropa Utara di Laut Sulawesi

Keadaan berubah di abad ke-17 ketika Belanda dan Inggris mulai memperlihatkan supremasi di Asia-Tenggara dan perairan Maluku. Sejak itupun Sulawesi Utara menjadi penting bagi VOC yang berkedudukan di Batavia dan ingin memperluas pengaruh hingga Maluku Utara. Sebab kawasan ini sangat strategis untuk mengawasi Laut Sulawesi terhadap ancaman dari utara. Peranan kota Manado sejak pendudukan Spanyol mulai menonjol sebagai pusat logistik bahan pangan, terutama komoditi beras yang dihasilkan pedalaman Manado dan Minahasa. Kapal-kapal VOC untuk pertama kali memasuki bandar Manado pada 1607 untuk membeli beras dan bahan pangan lainnya yang diperlukan sebagai bekal bagi perjalanan menuju daratan Cina. Namun tidak memperoleh hasil karena larangan Spanyol yang telah menguasai niaga Sulawesi-Utara.
Pada 1607 Gubernur Cornelis Mattelief dari Batavia mengutus Jan Lodewijk Rossingeyn menjalin hubungan niaga, namun ditolak oleh Spanyol. Usaha pendekatan dilanjutkan pada 1610 ketika pimpinan VOC di Batavia mengutus Kapten Verhoeff yang juga gagal. Verhoeff memberi laporan lengkap mengenai potensi yang dimiliki Manado dan Minahasa hingga menarik minat Batavia untuk menguasai Sulawesi Utara bagi kepentingan keamanan VOC di Maluku.
Pihak VOC mulai melakukan konsolidasi kekuatan untuk merebut Laut Sulawesi dari Spanyol dipusatkan di Ambon . Pertempuran singkat Spanyol-Belanda berkecamuk pada bulan Agustus 1614 dikepulauan Siau dengan kemenangan Belanda. Setelah kekalahan di Siau, Spanyol memusatkan kekuatannya di Manado . Untuk menghadapi serbuan Belanda, dibangun membangun sebuah benteng dipesisir kota itu yang berhadapan dengan pulau Manado Tua.
Kekalahan di Siau menurunkan citra Spanyol di kalangan penduduk sekitar Laut Sulawesi hingga memperlemah posisinya di Maluku-Utara. Tetapi menguntungkan posisi VOC memperluas pengaruh di Maluku-Utara dengan Kesultanan Ternate. Kemenangan gemilang dimungkinkan karena VOC sebelumnya menjalin hubungan persahabatan dengan para pemuka kesultanan pada 1607 yang dendam terhadap Spanyol. Hal ini terjadi karena Spanyol menangkap Sultan Sahid Berkat dan diasingkan ke Manila . Pihak kesultanan Ternate mendekati Belanda sebagai pengimbang menghadapi kekuatan Spanyol. Jaminan keamanan dari VOC diperoleh Ternate ketika putera Sahid, Sultan Modafar diangkat menduduki singgasana kepemimpinan pada 1610 tanpa gangguan Spanyol.

Diplomasi Manado dan Minahasa

Kehadiran Belanda dan Inggris sebagai Adi-Kuasa di perairan Maluku memberi angin bagi para walak tanah Manado dan Minahasa untuk mengusir Spanyol dari Manado dan Minahasa dengan melakukan pendekatan kepada pihak Belanda yang telah menguasai Ternate setelah berhasil menyingkirkan kekuatan Portugis diperairan Maluku. Pendekatan terjadi ketika tiga kepala walak masing-masing: Supit, Paat‚ dan Lontoh‚ melakukan misi diplomasi dan berhasil menemui perwakilan VOC di Ternate pada 1630. Sebelum memerangi Spanyol, pihak VOC mendekati Inggris untuk tidak mencampuri. Karena Inggris juga memiliki pengaruh dibeberapa kepulauan Maluku dan hubungan antara Belanda dengan Inggris cukup akrab karena sama-sama memusuhi Spanyol dan Portugis saling berlomba melakukan perluasan pengaruh di kawasan Asia-Pasifik.
Inggris sepakat membiarkan Belanda mengusir Spanyol dari Sulawesi-Utara terutama dari tanah Manado dan Minahasa. Pada awal abad ke-17 Inggris dan Belanda saling bahu membahu melakukan pengembangan usaha menuju Asia-Tenggara sebagai hasil solidaritas mengusir penjajahan Spanyol dari Eropa Utara. Pengembangan East India Company yang didirikan oleh Inggris tidak beda dengan VOC. Perluasan persekutuan dagang Belanda dan Inggris sempat dihambat oleh Spanyol dan Portugis yang merupakan saingan. Namun kedua negeri Hispanik ini tidak berdaya membendung kekuatan armada laut asal Eropa-Utara ini, hingga kehilangan pengaruh di Maluku. Tetapi jalinan hubungan akrab Belanda-Inggris tidak abadi dan berakhir dengan konfrontasi akibat penyakit monopoli menguasai rempah-rempah. Persaingan serupa juga dialami antara Spanyol dengan Portugis hingga sejak abad ke-17 kawasan Asia-Tenggara menjadi lomba konflik para Adi-Kuasa asal Eropa.
Usaha para walak membawa hasil memupuskan kekuasaan Spanyol di tanah Manado dan Minahasa. Spanyol kehilangan dominasi terhadap Laut Sulawesi antara penguasa Spanyol dengan Belanda di Eropa melalui Perjanjian Munster ‚ pada tahun 1648.

Sengketa Belanda-Spanyol di Manado dan Minahasa

Pengaruh VOC di Sulawesi Utara tidak disenangi Spanyol. Sebab Spanyol telah menanamkan modal dengan pengembangan berbagai komoditi pertanian ekspor seperti kofi, pisang dan kopra di Sulawesi -Utara. Komoditi ini merupakan potensi niaga dengan Asia-Timur, terutama daratan Cina. Untuk itu dikirim Bartholomeus de Soisa dari Filipina mempertahankan posisi Sulawesi-Utara terutama tempat penghuni masyarakat Manado dan Minahasa. Spanyol menduduki daerah Uwuran dan beberapa tempat dipesisir pantai pada 1651 dengan bantuan prajurit asal Makassar . Karena yang terakhir ini mengklaim Sulawesi-Utara sebagai bagian dari wilayah kesultanan Makassar . Pendudukan ini menimbulkan reaksi Belanda di Ternate. Dibawah pimpinan Simon Kos, pada akhir 1655 kekuatan Belanda mendarat di muara sungai dan langsung membangun benteng.
Pembangunan Benteng ‘De_Nederlandsche_Vastigheit‚' dari kayu-kayu balok sempat menjadi sengketa sengit antara Spanyol dengan Belanda. Kos berhasil meyakinkan pemerintahannya di Batavia bahwa pembangunan benteng sangat penting untuk mempertahankan posisi Belanda di Laut Sulawesi . Dengan menguasai Laut Sulawesi akan mengamankan posisi Belanda di Maluku dari Spanyol.
Setelah memperoleh dukungan sepenuhnya dari Batavia, Kos berlayar menuju Manado disertai dua kapal perang Belanda, Molucco dan Diamant pada awal 1661 dari Ternate. Kekuatan ini mengalahkan Spanyol dan Makassar hingga di Manado hingga Amurang pada bulan Februari 1661. Belanda memapankan pengaruhnya di Sulawesi -Utara dan merubah benteng semula dengan bangunan permanen dari beton. Benteng ini memperoleh nama baru, ‘Ford Amsterdam‚' dan diresmikan oleh Gubernur VOC dari Ternate , [1]Cornelis Francx‚ pada 14 Juli 1673 (Benteng terletak dikota Manado dibongkar oleh Walikota Manado pada 1949 - 1950). Sejak saat itu Spanyol memusatkan koloninya di Filipina sebagai basis kepentingan ekonomi di Asia -Timur. Kolonialisme Spanyol di Filipina berakhir dan diserahkan Amerika Serikat pada 1896 akibat kalah dalam perang AS-Spanyol pantai Barat Amerika-Utara.
Diplomasi para walak mendekati Belanda berhasil mengusir Spanyol dari Manado dan Minahasa. Namun konsekwensi yang harus dialami adalah rintisan jalur niaga laut di Pasifik hasil rintisan Spanyol sejak abad ke-17 terhenti dan mempengaruhi perekonomian Sulawesi Utara. Sebab jalur niaga ini sangat bermanfaat bagi penyebaran komoditi eskpor ke Pasifik. Sejak itupun pelabuhan Manado menjadi sepi dan tidak berkembang yang turut mempe ngaruhi pengembangan kawasan Indonesia bagian Timur hingga Pasifik Barat Daya. Dilain pihak, pelabuhan Manado hanya menjadi persinggahan jalur niaga dari Selatan (berpusat di Surabaya , Tanjung Priok yang dibangun oleh Belanda sejak abad ke-XVIII) ke Asia-Timur melalui lintasan Selat Makassar. Itupun hanya digunakan musiman saat laut Cina Selatan tidak di landa gelombang ganas bagi kapal-kapal. Sedangkan semua jalur niaga Asia-Timur dipusatkan melalui Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Samudera Hindia, Tanjung Harapan Atlantik-Utara yang merupakan pusat perdagangan dunia.
Sebagai akibatnya kegiatan hubungan ekonomi diseputar Laut Sulawesi secara langsung dengan dunia luar praktis terlantar. Karena penyaluran semua komoditi diseluruh gugusan nusantara melulu diatur oleh Batavia yang mengendalikan semua jaringan tata-niaga dibawah kebijakan satu pintu. Penekanan ini membawa derita berkepanjangan bagi kegiatan usaha penduduk pedalaman Manado dan Minahasa.
Pergeseran pengaruh kekuasaan dari Spanyol kepada Belanda telah merubah sistem tata-niaga dimana komoditi Sulawesi-Utara tidak dapat berhubungan langsung dengan berbagai pasaran dipaparan Pasifik. Jaringan niaga Laut Sulawesi di Asia-Timur dan rintisan jalur niaga Pasifik yang menghubungkan kawasan ini dengan daratan benua Amerika oleh Spanyol praktis tertutup. Semua komiditi ekspor ekonomi penduduk Sulawesi-Utara dikendalikan melulu dari Batavia diciptakan sejak zaman VOC dilanjutkan oleh pemerintahan Hindia-Belanda sebagai penguasa tunggal terhadap imperium kolonial terbesarnya di Asia -Tenggara.
Namun tekanan ini menimbulkan motivasi tersendiri bagi masyarakat Manado dan Minahasa mempertahankan eksistensi keberadaannya dengan pengembangan diplomasi seperti yang dilakukan para Walak Manado dan Minahasa dalam cara menghadapi kolonialisme Barat.
Terlepas dari penderitaan yang dialami Manado dan Minahasa dari penjajahan baik Spanyol maupun Portugis, namun hikmah dari kolonialisme Eropa hingga Manado dan Minahasa mengenal pengetahuan westernisasi. Pengetahuan ini dijadikan sebagai senjata penangkal terhadap penetrasi kolonialisme Barat dengan menggunakan pengetahuan Barat.

Selasa, 30 November 2010

LINTAS SEJARAH KOTA MANADO

Kota Manado yang sekarang sebagai ibukota Propinsi Sulawesi , diperkirakan telah didiami sejak abad ke-16 . Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah dikenal dan didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado sendiri berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.

scan0002
TKB DULU DIPAKAI SEBAGAI TEMPAT RAPAT UMUM

Tahun 1658 , VOC membuat sebuah benteng di Manado. Sejarah juga mencatat bahwa salah satu Pahlawan Nasional Indonesia , Pangeran Diponegoro pernah diasingkan ke Manado oleh pemerintah Belanda pada tahun 1830 . Biologiwan Inggris Alfred Wallace juga pernah berkunjung ke Manado pada 1859 dan memuji keindahan kota ini.
Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919 . Dengan besluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota ( Burgemeester ). Pada tahun 1951 , Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951 , terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957 , Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959 , Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965 , Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado, yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.

E:\Scan\scan0003.jpg
LAPANGAN TIKALA DULU
LAPANGAN TIKALA SAAT INI

Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623 , merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 , dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia , kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919 , yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan, dan tahun 1623 yang diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka pada setiap tanggal 14 Juli Kota Manado merayakan HUT-nya. Dan pada tanggal 14 Juli 2009 ini masyarakat dan pemerintah Kota Manado merayakan hari jadinya yang ke-386.
 
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) nomor 4 tanggal 27 September 2000 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan di kota Manado dan PERDA nomor 5 tanggal 27 September 2000 tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan, wilayah kota Manado yang semula terdiri atas 5 kecamatan dengan 68 kelurahan /desa dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 87 kelurahan. Tabel di samping adalah daftar kecamatan beserta luas dan jumlah kelurahannya:
No. Kecamatan Luas wilayah (hektar) Jumlah kelurahan
1. Bunaken 5.212,5 8
2. Malalayang 1.640 9
3. Mapanget 4.913,55 11
4. Sario 144,8 7
5. Singkil 587,13 9
6. Tikala 1.588,4 12
7. Tuminting 700,17 10
8. Wanea 659,95 9
9. Wenang 279,5 12